Monday, January 6, 2014

Halaman Kosong.


halaman kosong.

Halaman yang tunggu untuk di warnai oleh kata kata yang jujur, murni dan berantakan. dia, manusia biasa yang bermimpi seakan-akan dia seorang penulis yang mempunyai watak, imajinasi, kreativitas dan pikiran yang melebihi planet Mars. Dia, yang tidak tau apa yang dia tulis atau fikir. Beharap, berharap dia bisa menulis dengan kata-kata yang indah, seperti, sebekas cahaya? berbijak? berkerut-kerut?

Dia menulis, karena menulis melupakan realita. melupakan gangguan, halauan, dan kesedihan? Kesedihan atas sesuatu yang dia anggap seperti sebutir sisa kue yang jatuh ke lantai, sangat amat kecil tetapi sangat amat menyebalkan. Bagaimana sebutir kecil sisa kue, yang hampir tidak kelihatan, bisa membuat kebahagaian terhambat? Ya, sebutir kecil sisa kue itu adalah sangat berhaga untuk si kecil semut hitam yang menunggu berkat dari Yang Maha Kuasa untuk jatuh dari langit. Sebutir kecil sisa kue itu akan di bawa oleh si kecil semut hitam, yang melebihi dari berat badan nya, mungkin? dengan rasa bangga dan hirang. Tetapi, tetapi sebutir kecil sisa kue yang jatuh di lantai, membuat pikiran kita gila. Gila akan masa depan. Berpikir, berpikir bahwa semut-semut hitam akan berkerumun dan membunuh kita. Pikiran itu sebuah ironi, bukan? Ya, pikiran bisa membuat kita cerdas, melihat sesuatu dari dua sisi. Pikiran bisa membuat kita gila. Terlalu banyak berpikir, terlalu banyak rahasia yang kita simpan. Tetapi, tetapi kenapa begitu? dia berharap dia bisa mengerti.

Begitulah dengan kesedihan dan masalah masa kini, masalah kecil seperti sebutir kecil sisa kue itu, seakan-akan dunia kita runtuh, seakan-akan sebuah ombak besar akan membunuh kita. Bangun, bangun dari pikiran yang sempit.

---






~ 0 comments: ~

~ Post a Comment ~

+

Blogger templates

Blogroll

About